Beranda | Artikel
Ilmu Adalah Jalan Keselamatan
Kamis, 21 Januari 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim

Ilmu Adalah Jalan Keselamatan adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Keutamaan dan Kemuliaan Ilmu. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah TaslimM.A. pada Kamis, 08 Jumadil Akhir 1442 H / 21 Januari 2021 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Ilmu Adalah Jalan Keselamatan

Kita berada pada pembahasan segi ke-75 tentang keutamaan ilmu, yaitu ilmu adalah jalan keselamatan.

Keselamatan yang paling utama tentu adalah keselamatan dalam urusan agama kita, selamatnya kita dari tipu daya setan yang ternyata tipu daya setan itu tidak mudah untuk dihadapi karena dia punya tahapan-tahapan, dia punya pengalaman untuk menggoda manusia dan menjerumuskan mereka dari arah yang tidak disangka-sangka.

Maka yang selamat hanyalah orang-orang yang diselamatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ilmu adalah sebab yang Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan keselamatan untuk menghadapi tipu daya setan tersebut.

Ibnul Qayyim berkata bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hikmahNya yang maha tinggi menjadikan bagi hambaNya musuh yang selalu menggodanya, yakni iblis dan bala tentaranya laknatullah ‘alaih. Musuh yang mengetahui jalan-jalan kebinasaannya, yang memahami sebab-sebab keburukan yang ingin dijerumuskan hamba ini ke dalamnya. Bahkan dia punya kemampuan bisa menggoda dengan berbagai macam cara. Iblis sangat pengalaman dalam godaan-godaan ini dan bersemangat untuk mempraktekannya kepada manusia. Iblis tidak pernah merasa letih untuk menggoda manusia, baik ketika manusia sedang terjaga maupun sedang tidur.

Makanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ الإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ

“Setan itu bisa beredar di dalam tubuh manusia di tempat-tempat mengalirnya darah.” (HR. Muslim)

Yakni bisa masuk ke dalam tubuh untuk mempelajari karakter dan digoda sesuai dengan karakter kita itu. Dengan kemampuan ini, tentu saja potensinya untuk menjerumuskan manusia sangat besar. Karena godaannya benar-benar sesuai dengan keinginan nafsu manusia. Apalagi disebutkan di sini dia bisa memberikan bermacam-macam godaan. Inilah tipu daya setan.

Orang yang dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, orang yang selalu berpegang teguh dengan tali Allah (yaitu ilmu agama yang diturunkanNya dalam wahyu), inilah orang-orang yang selalu dekat dengan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

6 Tahapan Jebakan Setan

Pertama, ini puncak tujuannya ketika menggoda manusia. Inilah godaan terbesar untuk menjerumuskan manusia atau memalingkan mereka dari jalan Allah. Yaitu menghalangi manusia dengan ilmu dan iman. Karena dengan ilmu manusia akan bisa belajar tentang iman dan meningkatkan tauhidnya.

Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Imam Ibnul Jauzi:

اعلم أن أول تلبيس إبليس على الناس، صدّهم عن العلم

“Ketahuilah, jebakan/pengkaburan yang akan dilontarkan oleh iblis pertama kali kepada manusia adalah menghalangi mereka dari ilmu.”

Subhanallah. Iblis tahu ilmu adalah cahaya. Kalau sudah dipadamkan cahayanya, maka manusia hidup dalam kegelapan sehingga bebas sesatkan oleh iblis. Na’udzubillahi min dzalik.

Menghalangi manusia dari ilmu adalah tujuan utama yang diinginkan oleh iblis agar manusia bisa dipalingkan sejauh-jauhnya dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lihatlah orang yang tidak paham iman, tidak kenal kesyirikan, pembatal-pembatal iman, dia akan mudah terjerumus. Sehingga imannya yang tadinya ada bisa runtuh dalam sekejap karena kejahilannya. Na’udzubillahi min dzali.

Kalau ternyata seseorang luput dari godaan ini, maka dia berusaha untuk menarpkan godaan berikutnya.

Kedua, menggoda manusia kepada perbuatan bid’ah. Bid’ah ini lebih dicintai oleh iblis dibandingkan maksiat yang lain. Karena perbuatan maksiat masih diberikan taubat, sedangkan bid’ah tidak diberikan taubat padanya.

Hal ini sebagaimana pernah diungkapkan oleh Imam Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah:

البدعة أحب إلى إبليس من المعصية, المعصية يتاب منها والبدعة لا يتاب منها

“Perbuatan bid’ah lebih dicintai oleh iblis daripada maksiat yang lain. Karena perbuatan maksiat yang lain (selain kufur dan syirik) masih diberikan taubat oleh Allah, adapun perbuatan bid’ah tidak diberikan taubat oleh Allah.”

Maksudnya adalah bahwa orang yang berbuat bid’ah itu kecil kemungkinan dia bertaubat. Karena orang yang melakukannya merasa baik. Adakah orang yang akan bertaubat dari perbuatan baik Sehingga kalau dia merasa dirinya baik, tidak mungkin dia akan bertaubat dari kebaikan.

Jadi mereka tidak diberi taubat maksudnya karena dia merasa perbuatannya baik, sehingga keinginan bertaubat jelas hampir tidak ada pada diri orang yang seperti ini kecuali orang-orang yang diberi taufik oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengetahui keburukan perbuatan bid’ahnya.

Orang yang melakukan perbuatan bid’ah memandang dirinya di atas petunjuk. Dari sisi ini, iblis lebih mencintai bid’ah dibandingkan maksiat yang lain. Tentu ini sebab utamanya adalah karena kejahilan.

Di dalam salah satu atsar disebutkan bahwa iblis pernah mengatakan:

أهلكت بني آدم بالذنوب فأهلكوني بالاستغفار وبلا إله إلا الله

“Aku senantiasa membinasakan manusia dengan maksiat. Tapi manusia balas menghancurkan semua rencanaku dengan memohon ampun kepada Allah dan dengan kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah sebagai kalimat penggugur dosa.”

ﻓﻠﻤﺎ ﺭﺃﻳﺖ ﺫﻟﻚ ﺑﺜﺜﺖ ﻓﻴﻬﻢ ﺍﻻﻫﻮﺍﺀ ﻓﻬﻢ ﻳﺬﻧﺒﻮﻥ ﻭﻻ ﻳﺘﻮﺑﻮﻥ

“Maka ketika aku melihat kenyataan ini, aku pun menyebarkan hawa nafsu di kalangan manusia, menyebarkan kerancuan, menyebarkan pemahaman-pemahaman yang menyimpang di kalangan manusia. Setelah itu mereka berbuat dosa dan tidak bertaubat kepada Allah.”

لأنهم يحسبون أنهم يحسنون صنعا

“Karena mereka menyangka telah melakukan perbuatan yang sebaik-baiknya.”

Ketika iblis telah berhasil menjerumuskan hamba ke dalam godaan yang kedua ini, maka dijadikanlah hamba ini termasuk pimpinan-pimpinannya dan pembesar-pembesarnya.

Kalau ternyata seorang hamba lolos dari perbuatan bid’ah, seseorang paham sunnah dan tidak mau melakukan perbuatan bid’ah, maka dijerumuskanlah hamba ini kedalam tahapan godaan yang ketiga.

Ketiga, melakukan dosa-dosa besar. Seperti mencuri, minum khamr, berzina dan yang lainnya. Na’udzubillahi min dzalik.

Kalau juga iblis tidak mampu menggoda hamba ini untuk melakukan dosa-dosa besar, maka dirumuskan kepada dosa yang berikutnya, yaitu dosa-dosa kecil.

Keempat, melakukan dosa-dosa kecil. Hati-hati dari hal ini. Ingat perkataan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu:

لا صغيرة مع الإصرار

“Bukan lagi namanya dosa kecil kalau dilakukan terus-menerus.”

Kalau iblis juga tidak mampu menggoda hamba melakuan dosa-dosa kecil, yaitu iblis berusaha untuk menyibukkan hamba ini dengan melakukan amalan-amalan yang keutamaannya dibawah sehingga meninggalkan yang lebih tinggi keutamaannya.

Kelima, meninggalkan yang lebih utama. Ada orang yang melakukan kebaikan tapi kebaikan ini keutamaannya di bawah. Karena sibuk dia melakukan kebaikan yang keutamaannya kurang ini, akhirnya dia meninggalkan keutamaan yang lebih tinggi.

Misalnya ada orang yang mengamalkan amalan-amalan sunnah atau amalan-amalan yang ada dalilnya. Tapi ini menjadikan dia sibuk sehingga meninggalkan menuntut ilmu yang dengan sebab ilmu dia memperbaiki amalnya, meningkatkan kualitas imannya.

Contoh gampangnya lagi ada orang yang bangun di malam hari kemudian dia berdiri melaksanakan shalat malam, dia beribadah di malam hari tanpa mempertimbangkan kemampuan tubuhnya. Akhirnya dia shalat semalam suntuk sampai menjelang subuh. Setelah itu dia mengantuk dan tertidur sehingga terlewat shalat subuh. Ini bukan termasuk yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Keenam, menjadikan seseorang disakiti dengan ucapan dan perbuatan oleh bala tentaranya sehingga seseorang sedih, gundah dan hatinya sibuk sehingga lalai dari menuntut ilmu, dari kehendak-kehendak baik dan semua amal-amal kebaikan yang biasa dilakukannya.

Ini di antara target iblis. Yaitu disibukkan dengan hal-hal yang menjadikan seorang berpaling dari kebaikan yang semakin mendekatkan dia kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Na’udzubillahi mindzalik.

Maka tidak akan bisa selamat dari musuh ini kecuali orang yang mengetahui pintu masuknya musuh itu kepada dirinya, mengetahui bala tentara musuh yang selalu dijadikan penolong untuk menggoda manusia, mengetahui tempat-tempat masuknya dan tempat-tempat keluarnya, mengetahui cara memeranginya, mengetahui dengan apa dia memerangi musuh itu dan dengan apa dia mengobati lukanya ketika terluka, dan dengan cara apa dia bisa memiliki kekuatan untuk memerangi dan menolak musuhnya itu?

Bagaimana penjelasan selanjutnya? Mari download mp3 kajian dan simak penjelasan yang penuh manfaat ini..

Download MP3 Kajian Tentang Ilmu Adalah Jalan Keselamatan


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49677-ilmu-adalah-jalan-keselamatan/